Teorema Bayes Membantu Menemukan Bangkai Pesawat AF-447 yang Hilang

Image Bayes by Google
Pada tanggal 1 Juni 2009, Air France AF-447 hilang saat mengudara dari Rio de Janeiro, Brasil ke Paris, Prancis. Puing Pesawat jenis Airbus A330 ditemukan mengambang di permukaan Atlantik 5 hari kemudian.

Segala upaya dilakukan untuk menemukan bangkai pesawat, tapi sia-sia. Butuh dua tahun untuk menemukan dan mengangkat bagian terbesar pesawat dan 104 jasad di dalamnya pada Mei 2011. Pencarian AF-447 makan proses panjang. Salah satunya dengan melibatkan para ahli matematika.

Bagaimana metode matematika bisa menemukan pesawat yang hilang? Otoritas investigasi kecelakaan penerbangan Prancis, BEA, mengumpulkan sekelompok ahli statistik di AS yang memiliki keahlian dalam mencari benda yang hilang di laut. Analis Senior Colleen Keller dari Tim Metron Inc lalu terbang ke Prancis untuk membantu.

Keller dan timnya dari Metron Inc di Virginia menggunakan Teorema Bayes, yang dicetuskan matematikawan dari Abad ke-18, Thomas Bayes. Dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1763 -- 3 tahun setelah kematiannya, Bayes memperkenalkan sebuah versi dari persamaan beberapa probabilitas. Persamaan sederhana ini bisa memecahkan banyak permasalahan dalam teori peluang. Perkiraan probabilitas Bayesian hingga kini digunakan di seluruh dunia, dibuat dalam versi perangkat lunak, untuk memperkirakan apapun termasuk pasar uang dan cuaca.

Metron yang didirikan tahun 1982 ini memiliki 170 staf termasuk para ahli matematika terapan. Selama ini, Metron melakukan analisa matematika yang sangat khusus bagi kepentingan keamanan nasional AS, seperti sistem sonar.

Namun Metron juga mengembangkan protokol penyelamatan dan pencarian yang banyak digunakan oleh otoritas Penjaga Pantai AS yang didasarkan pada dalil yang dikembangkan pada awal abad ke-18 oleh seorang ahli statistik Inggris, filsuf dan juga Presbyterian Minister, Thomas Bayes.

"Ini merupakan metode terstruktur yang memaksa Anda untuk melihat semua informasi yang tersedia tentang suatu masalah dan kemudian menerapkan faktor kepercayaan diri -- seberapa percaya diri Anda pada setiap informasi," jelasnya mengenai metode yang digunakan oleh Metron.

Tidak ada satupun data yang dibuang, tapi seiring berjalannya waktu informasi tersebut dikonfirmasi -- katakanlah, ketika sebuah titik pada gambar satelit ternyata merupakan puing yang asli -- kemungkinan soal letak target dari obyek tersebut terus berkembang.

Dalam tragedi pesawat AF-447 yang jatuh di Samudera Atlantik, targetnya adalah rekaman data penerbangan yang berada di dasar lautan dalam. Saat itu, badan penyelidikan kecelakaan udara Prancis, BEA meminta bantuan Metron untuk menebak lokasi paling mungkin dari kotak hitam pesawat, hingga akhirnya sukses ditemukan oleh drone bawah laut pada Mei 2011, atau 2 tahun kemudian.

Image Bayes by Google
Pada kasus Air France tersebut, puing mengapung yang berasal dari pesawat jenis Airbus A330 berhasil ditemukan dalam waktu seminggu dan area pencarian kemudian dibatasi menjadi diameter 130 kilometer. Para ahli yakin bahwa pesawat jatuh dalam jarak 40 mil dari radius lokasi terakhir ‘ping’. Peta probabilitas yang dibuat Keller merujuk pada lokasi yang lebih sempit. Tim pencari pun dikerahkan. Namun gagal. Apakah itu berarti statistik tak ada gunanya? Tunggu dulu!
Image Bayes by Google

Beberapa bulan kemudian, Keller dan timnya mengubah salah satu asumsi mereka, dan memasukkan data historis yang menunjukkan bahwa setelah terjadi kecelakaan, kotak hitam akan memancarkan sinyal --setidaknya dalam 90 % kasus kecelakaan. Sinyal tak ditangkap tim pencari. Maka disimpulkan, pesawat tak ada di area itu.

Kemudian, para ahli dari Metron mengadaptasi model mereka ke skrenario lain -- yang lalu menghasilkan probablilitas tertinggi. Sekali lagi, tim SAR dikirim -- kali ini mereka menemukan bangkai pesawat terbang.

Misteri kecelakaan AF-447 pun berakhir. Kotak hitam dan VCR menunjukkan pilot salah membaca kecepatan, keliru merespons, dan kehilangan kendali atas pesawat.

“Seperti sebuah keajaiban bisa menemukannya. Untungnya puing berada di area berpasir di dasar laut. Ada beberapa wilayah Samudera yang seperti Himalaya -- dalam terminologi gunung, tebing, dan lembah,” kata Keller seperti dikutip dari BBC.

Jika sampai terjebak ke 3 wilayah itu, ”Mungkin AF 447 tak pernah bisa ditemukan,” kata ilmuwan perempuan tersebut.

Baca juga artikel menarik lainnya : 

0 Response to "Teorema Bayes Membantu Menemukan Bangkai Pesawat AF-447 yang Hilang"

Posting Komentar